Posted by : Unknown


Sore hari.Setelah mengalahkan Hydra dan memukul mundur 2 penyihir The Banditers,aku dan pasukan pun kembali menuju penginapan di Alfheim. Kami disambut oleh Haruka,Ayana,Nabilah,dan pemilik penginapan. "Apa kalian tidak cukup waras untuk mengalahkan monster itu?" tanya sang pemilik,Kojiharu yang juga kaget. "Kami cukup waras untuk mengalahkannya,dan kami telah buktikan bahwa monster itu telah berhasil ditaklukkan." Ucap Fujiwara. "Ayana,bisa bantu menyembuhkan Bima? dia terluka parah." ujarku "Takeshi,kamu bersama Ayana juga bantu menyembuhkan Nathania dan Natasha" "Bisa,kak Rizuki" ujar Ayana. "Perintah anda akan saya laksanakan" patuh Takeshi yang dengan segera dan cekatan menyembuhkan mereka yang terluka. Kedua pelayan Kojiharu juga segera membantu Ayana dan Takeshi .
"Akan segera kuadakan pesta penyambutan pahlawan untuk kalian. Para warga telah mendengar desas desus tentang ini. mereka pastinya sangat senang dengan kabar ini." Ucapnya. "Terima kasih,tuan Kojiharu atas pesta yang anda akan lakukan. Namun apakah itu tidak terlalu berlebihan?" Tanyaku . "Tidak,tuan Rizuki. Mereka sudah lama menantikan kehadiran seorang pahlawan untuk bisa membebaskan diri dari jerat 2 penyihir dan sang Hydra itu. Mereka sudah cukup terbebani dengan pajak tinggi serta penyiksaan yang mereka terima. Bahkan mungkin saja warga 5 desa akan menjadikan anda sebagai pemimpin dan raja disini." Ucap Kojiharu ringan. "Yah semoga saja dengan Rizuki menjadi raja,ia tidak berubah sifatnya atau malah jadi monster pengganti atau malah jadi penyihir itu." Ledek Fujiwara. Kami seisi ruangan langsung tertawa menyambut candaan Fujiwara.
Malam hari,setelah semua pasukan terlelap tidur,Aku pun mengajak Haruka jalan-jalan sebentar. "Kamu tidak kelelahan Rizuki ? kamu kan habis bertarung sengit,bahkan hampir mengorbankan jiwamu sendiri. Apa kamu tidak terluka ?" "Yah tidak apa-apa,hanya luka ringan kok,Haruka" "Sini biar aku rawat kamu dulu sebelum kita berdua jalan-jalan." Lalu kubuka bajuku untuk dapat membuat Haruka leluasa mengobatiku dengan sedikit tenaga dalam dan chakranya. "Hmm gini dibilang luka ringan. Ada 2 tulang rusukmu patah." "Yah aku tadi gak begitu merasakan soalnya,Haruka-chan."  "Terus luka gores di kepala dan tangan cukup besar loh." Setelah beberapa lama,suasana menjadi hening,dimana Haruka berkonsentrasi untuk menyembuhkan diriku. Aku hanya diam dan berusaha untuk tenang serta berfokus mengembalikan tenaga dan menerima chakra penyembuhan dari Haruka. "Hmmm sudah agak enakkan kok Haruka. Arigatou Gozaimasu" "Iya ini udah selesai Rizuki-kun." Namun,rupanya penyembuhan yang ia lakukan cukup membuatnya harus menguras tenaga ekstra,sehingga ia sempat rubuh raganya di atas dadaku yang sedang berbaring. "Kamu tidak apa-apa?" "Ah,gak hanya kecapekkan kok." "Ya udah,kalau gitu akan aku gendong kamu jalan-jalan." Tawaranku cukup membuatnya senang. Lalu kukeluar dari penginapan diam-diam menuju gua yang halaman depan gua itu sempat menjadi arena pertarungan melawan Hydra. Meski gelap hutan yang kulalui,toh aku tidak merasa takut. "Rizuki,aku takut. Ini gelap sekali" "Tenang,hutan ini aman kok. Kalau ada musuh biar aku yang akan melindungimu." Lalu kukeluarkan pedang keemasanku dari sarungnya. "Keluarlah Cahaya Emas!" Lalu muncullah seberkas cahaya terang yang akan menyinari perjalananku bersama Haruka. Setelah mencapai halaman depan gua,masih tersisa mayat sang Hydra dan pasukannya yang membusuk. Bau menyengatnya menusuk hidung dan sempat membuat mual Haruka. Namun dengan secepat kilat,kumasuki diriku dan Haruka ke dalam Gua tersebut. "Hufft badan kamu berat juga Haruka-chan. Perlu diet kamu tuh." "Ih dasar kamu Rizuki suka ngejek aku." Ia pun mencubit lengan dan pipiku "aduuh sakit tahu. Aku cuma bercanda kok."
Kulalui lorong gua itu,dengan obor yang menyala tiap sudutnya. Hingga akhirnya kutemukan ujung jalan yang menjadi semacam gudang harta dan penjara. Tengkorak dan tulang belulang manusia berserakan dalam penjara itu,namun di samping itu juga terdapat setumpuk emas yang menggunung,serta peti harta karun. Namun,dalam tirai besi itu terdapat 3 sosok seram yang entah mengapa tidak ikut menyerang pasukanku. "Apakah kamu sang legenda Rizuki." Ucap sosok pertama yang berwujud Centaurus. "Memang itu Rizuki,yang katanya bisa membebaskan kita dari kutukan 2 penyihir laknat itu,yang selalu menjadikan kita objek penelitian." Ucap sosok kedua berwujud Manusia Ular. "Kenalkan,kami semua dahulu adalah saudara dari raja Mars,penguasa Masaomi. Namun kami dikutuk olehnya karena tidak suka dengan kami yang tak membela kuasa kegelapan. Aku adalah Jupiter,dia yang berwujud Centaurus ialah Akicha,dan yang berwujud Manusia Ular adalah Kinal." Ucap sosok ketiga berwujud Manusia berkepala Banteng bernama Jupiter. "Maaf aku tak ada hubungannya dengan kalian. Aku hanya ingin mengambil pedang Totsuka dan Perisai Yata no Kagami untuk mengalahkan Mars dan raja  Gleyser serta Erlang,sang bos The Banditers. "Memang sudah berapa banyak pedang yang kau miliki untuk membunuh mereka semua?" tanya Akicha. "Aku hanya membawa 3 pedang. Satu pedang perakku dan pedang Kusanagi kutinggalkan untuk berperang nantinya .  Yang kubawa hanyalah pedang keemasan yang menjadi favoritku." Basa basiku yang kemudian segera kukeluarkan Pedang emas itu. Pedang itu mengeluarkan cahaya emas yang menyilaukan mata kami sekejap. "Apakah itu pedang Legendaris Pedang Kebijaksanaan? Jika memang itu Pedang Kebijaksanaan,kau dapat membebaskan kutukan kami, Tapi kau harus mengalahkan kami dulu untuk membebaskan kutukan dan mengambil 2 senjata legendaris yang kau inginkan. Jika kami kalah kami akan menjadi pengikutmu " Ucap Jupiter "Aku terima tantanganmu." "Rizuki,hati-hati. " "Haruka menjauhlah dari pertarungan ini." ucapku yang segera dipatuhi Haruka
Lalu pertarungan itu dimulai . "Hujan Bisa !" dari mulut Kinal keluar ribuan Bisa yang cepat. "Perisai Sihir" Aku mengeluarkan mantera sihir pelindung. Jupiter yang dengan dua trisulanya pun segera menyerangku dengan cepat. Kutahan ia dengan pedang emasku. "Tebasan Cahaya !" Aku pun dengan segera melepaskan diri. Lalu,ku mencoba berulang kali menebas Jupiter dengan pedangku,hingga dapat membuat 2 trisulanya patah,dan kemudian dapat menyabet dada Jupiter. "Jupiter !!" Ucap Akicha yang segera menuju tempat Jupiter. "Kurang ajar kau Rizuki !" ucap Kinal yang lalu dengan ganas menyerangku dengan Kunai-nya. Dengan Lincah aku menghindar dari serangannya "Akn kubalas serangan Jupiter" Ucap Akicha yang lalu ikut menyerang dengan Kapaknya. Ia pun lalu menendangku dan membuatku jatuh tersungkur, Lalu ia melompat dan menduduki pinggangku dan segera meluncurkan Kapaknya menuju Kepalaku "Terimalah ini Rizuki !"  "Cukup ! Hentikan kalian berdua !" Suara keras yang keluar dari mulut Jupiter,yang memegangi dada yang bersimbah darah. Namun kulihat ia tak lagi menjadi monster. Ia kembali ke wujud manusia,berambut pirang dengan wajah dan kulit putih bersih. "Haruka ! cepat obati lelaki berambut pirang itu !" "Jadi,memang benar itu adalah pedang kebijaksanaan. Ternyata bukan isapan jempol semata. "Ucap Jupiter ."Akicha dan Kinal,kita menyerah kalah saja. Biarkan diri kalian tertebas oleh pedang itu. Itu akan mengembalikan kalian kepada wujud manusia." Tanpa berlama-lama,mereka berdua menyerahkan diri. Dengan tebasan pelan aku pun membebaskan mereka ke wujud manusianya. Akicha pun berubah menjadi seorang wanita cantik,mirip dengan Haruka,namun ia berambut panjang dan bermata sipit. Sedang Kinal menjadi wanita cantik dengan wajah bulatnya dan mata indahnya. Haruka pun mengobati mereka. "Terimalah dua senjata legendaris ini. Dan kami akan selalu menyertai perjalananmu." Ucap Akicha.Kuterima dengan senang hati Pedang Totsuka,pedang yang berwarna abu-abu,dan perisai Yata no Kagami yang berwarna perak campur keemasan,yang konon mempunyai penangkal sihir dan menyegel jiwa-jiwa kematian. Lalu kami berlima menuju penginapan.
Di tempat lain,di Markas The Banditers 
"Apa???? Hydra dikalahkan Rizuki ! Keparat !" Hardik Erlang yang shock monster kesayangannya dikalahkan. "Maafkan kami,tapi dia membawa pengikut yang cukup untuk mengalahkan pasukan kami." Ucap Sonya. "Lalu bagaimana dengan 3 tahanan yang juga saudara-saudara terkutukku itu?" Tanya Mars. "Kami tak tahu dengan mereka,namun sepertinya Rizuki membebaskan mereka dan menjadikan mereka sebagai pengikutnya." ujar Yukirin "Apa??? sialan mereka,itu akan menjadikan pasukan kita bisa dihabisi dengan mudahnya.  3 saudaraku itu sangat ahli dalam membunuh. Jika mereka ada di pihak Rizuki,dan Rizuki di pihak Tian Jin,pasukan kita susah untuk mengalahkannya." Mars pun kecewa dengan Erlang dan cukup cemas dengan pasukannya dalam upaya menguasai Tian Jin. "Tenang aja Mars,aku udah menyiapkan tambahan pasukan. pasukan itu adalah seperempat jumlah total pasukan gabungan kita yang kubangkitkan menjadi zombie. Kita akan biarkan mereka menyerang pasukan kita,lalu zombie-zombie itu sebagai cadangan. Lalu pasukan yang mati akan segera kubangkitkan menjadi zombie,sehingga kita takkan terkalahkan." ucap Drackonice. "Hebat juga idemu. Aku sangat senang dengan situasi ini. Sangat Menarik ! Dunia kelak akan menjadi genggaman kita !!!" ucap Erlang yang kemudian disambut Tawa keras mereka yang membahana. Tawa akan kepuasan dalam upaya kegelapan menguasai isi dunia.

{ 13 komentar... read them below or Comment }

  1. okesip pertamax!! xD
    keren nih! untung ga ada shania xD

    BalasHapus
  2. Yosh sip deh muncul juga yang part 6 :D

    BalasHapus
  3. nice gan, klo bisa ditambahin pake gambar gan,,, :)

    BalasHapus
  4. keren vic, tapi kok gue cuma bentaran doang di obatin Achan ??? hahahha

    BalasHapus
  5. Yosh Akhirnya Muncul Juga , Thanks Sudah Share
    ^_^

    BalasHapus
  6. Menarik, lumayan menarik
    teruskan berkarya

    BalasHapus
  7. lanjutkan karya mu gan

    #komen back ya :)

    BalasHapus
  8. kembali lagi hadir disini om ,,

    BalasHapus
  9. makin Kreatif aja nih agan ,, Makin Sukses aja .. eheh Hebat lah :D

    BalasHapus

Satu komentar anda sangat berarti bagi kelangsungan blog ini. Semoga mengena ya dengan puisinya

- Copyright © 2013 Spirit and Confidence - Shingeki No Kyojin - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -