Oy oy oy sudah lama gak update postingan dimari. meski di dunia maya sang admin masih berkarya, namun di blog sudah jarang. meski begitu admin punya blog baru. Yakni Kuroi Tenshi Sub , blog khusus meng-reupload anime-anime lawas. masih baru kok, jangan khawatir. sekian dan terima kasih.

Tujuan munculnya Kuroi Tenshi Sub adalah untuk membantu fans anime yang sering banget menemukan link anime favoritnya yang mau didonload telah kadaluarsa alias mati. blog baru ini juga tak perlu ribet-ribet karena masalah adsense, ppc, dll. so, this is FREE!!! :v

Project ini masih iseng-iseng kalau gak ada kerjaan di kampus. sudah penat sama kuliah. Baru 2anime yang baru diupload, yakni :
1. Danshi Koukusei no Nichijou
2. 5 cm Per Second.

Rencana ada 5 anime lain yang mau di re-upload :
1. Deadman Wonderland
2. Danganroppa The Animation
3. Bungaku Shoujo (Movie)
4. Machine Doll wa Kizutsukanai
5. KissxSis (Tv series)

dan masih menunggu anime lainnya :3

Promote New Blog

Posted by : Unknown 4 Comments
Tag : , ,
Peperangan antara Athena melawan Kronos sudah berlangsung selama tiga hari. Kronos, yang dibantu Gaia, Minos, serta para Demigod dan Hobgoblin. Mereka sudah mengepung tiga kuil utama milik Athena, diantaranya Hephaestus, Poseidon, dan Zeus. Untuk membasmi mereka, kami para dua belas saint tangguh ditugaskan untuk mencegah mereka di kuil utama.
Aku, bersama saint Capricorn, Pisces, Aries, dan para prajurit ditugaskan untuk mencegah pasukan Kronos memasuki kuil Poseidon. Perlawanan sengit kami berikan, hingga titik darah penghabisan.
“Seraaaangggg!!”
Kronos dan Capricorn mengeraskan suara mereka, memberi komando kepada prajuritnya, untuk saling menghabisi. Adu pedang pun terjadi diantara para prajurit. Beribu panah dan tombak terlempar di udara, mencari mangsa. Meski kami kalah jumlah, namun semangat kami demi Athena takkan memudar.
Pygmachía págou!” aku pun mengepalkan tinju ke arah beberapa demigod yang mencoba mengepungku. Dari tinjuku, keluarlah tenaga astral, yang kemudian membekukan mereka. Tak lama kemudian, mereka pun hancur berkeping-keping. Dua demigod yang tersisa, kutendang mereka tepat di kepala. Membuat mereka terkapar seketika. Setelah pertarungan pertama usai, kulihat Pisces bertarung sengit dengan para Hobgoblin. Ia terlihat kewalahan.
“Neró Thánatos!”  tenaga astral yang ia keluarkan berubah menjadi air bah, menghanyutkan semua Hobgoblin. Di saat yang bersamaan, tanpa ia sadari seorang demigod mencoba menusuknya dengan belati. Aku segera berlari, dan memukul sang demigod.
“Terima kasih telah menolongku, Aquarius. Tapi, engkau tahu sendiri kalau belati biasa takkan bisa membunuhku. “ sindirnya.
“Tak usah sungkan, Pisces. Aku tahu engkau pasti membutuhkanku. “ balasku, dengan nada sedikit mengejeknya.
Tak lama, beberapa prajurit Athena pun datang mengelilingi kami, mencoba melindungi dari serangan musuh.
“Apa kau tak apa, tuan saint Aquarius dan saint Pisces? Kami mengkhawatirkan kalian.“ ujar Andromeda, salah satu ajudanku. Ajudan yang menurutku luar biasa cantik, dengan wajah dan mata bulat, serta berkulit putih mulus.
 “Kami berdua tak terluka sedikitpun, Andromeda.” Ujarku, sembari mengelus rambut dan mengusap pipinya.
“Lebih baik kita menyusul Capricorn dan Aries. Mereka pasti sudah berusaha ke tempat Kronos berada.” Balas Pisces, yang mengusik keberadaanku dan Andromeda. Aku pun segera beranjak dari tempatku berdiri, lalu berlari menuju tempat Capricorn dan Aries. Pisces, Andromeda, dan lainnya mengikutiku.
Kami terus berlari, menerobos pepohonan, menghindari ribuan panah yang datang silih berganti. Para demigod dan hobgoblin yang mencoba menghalangi, kami hancurkan.
bála neró!” Pisces mengeluarkan tenaga astral dari mulutnya, menghasilkan bola-bola air yang mementalkan demigod.
Ánemos kófti̱ Psychí̱!” kukeluarkan tenaga astral, hingga berubah menjadi angin badai. Badai tersebut sangat cepat, hingga beberapa tubuh hobgoblin terbelah menjadi banyak bagian kecil.
Pada akhirnya, kami sampai di padang rumput yang luas. Hujan tak menghalangi langkah. Kami seakan menangis tatkala melihat para prajurit Athena banyak yang terluka dan tewas. Yang tersisa tinggallah Capricorn dan Aries yang masih bisa berdiri tegak, melawan Kronos yang kini berubah menjadi raksasa setinggi tiga meter. Terlihat olehku, beberapa prajurit yang terluka parah seperti Perseus, Penelope, Orion, Jason, dan Hektor, yang dahulu juga adalah teman seangkatan saat masih di akademi. Mereka berlima ditambah Januar, yang kini berhadapan dengan Kronos, adalah sahabatku. Hanya aku dan Januar yang terpilih menjadi dua belas saint Athena. Aku mendapat gelar saint Aquarius, sedangkan ia mendapatkan Capricorn.
“Januar, bagaimana kondisi saat ini?” tanyaku kepadanya. Guratan lelah dan butir keringat terlihat dari wajahnya. Armor yang ia kenakan pun banyak terkoyak dan penyok sana-sini. Senasib dengan Aries, yang kini terduduk lemas, ditemani oleh Andromeda dan Pisces.
“Buruk sekali. Ia terlalu kuat. Aku tak yakin kita berempat bisa mengalahkannya, Februarius.”
“Tapi mengapa ia bisa menjadi raksasa?” aku pun masih terheran-heran dengan kehebatan seorang Kronos, yang saat ini sedang meraung-raung, mencoba merangsek maju menuju kuil. Pertanyaanku tak digubris olehnya. Ia hanya bisa bergeming. Menatap matanya seolah ia telah mengalami kekalahan pahit. Lautan putus asa dan ketakutan menghampiri dia.
“Januar, aku yakin kita bisa mengalahkannya. Athena pasti akan membantu kita.” Aku mencoba memberinya semangat. Namun, semangatnya telah hancur. Sama seperti para prajurit yang terluka itu.
“Pisces, sembuhkan Aries dengan tenaga pemulihanmu. Andromeda dan para prajurit yang masih bisa berdiri, lindungi mereka yang terluka dari para demigod dan Hobgoblin yang menyerang tiba-tiba.” Aku segera mengambil alih komando pasukan. Mereka pun sigap, mematuhiku.
““Pygmachía págou!kuarahkan tenaga astralku yang berupa es, mencoba membekukan kaki kiri Kronos. Cara tersebut tak berhasil. Es terlalu cepat mencair.
“Bagaimana bisa?” aku kaget ketika jurusku tak berhasil. Kronos itu melihatku, lalu melancarkan jurusnya, berupa bola hitam, yang bisa meledak saat tersentuh. Aku berhasil menghindarinya, membuat bola tersebut menyentuh tanah. Tapi angin ledakan tersebut mengenai Januar, membuat ia terpental.
“Sial! Mengapa Januar tak menghindar?” aku pun bergegas, lalu menggendong Januar, yang terlihat lesu, dan memindahkannya ke tempat yang cukup jauh dari jangkauan sang raksasa.
“Januar, ini seperti bukan dirimu yang sebenarnya.”
“Maafkan aku, Februarius. Tenaga astralku tersisa sedikit.” Aku yang gemas melihat tingkahnya, segera menampar wajah Januar.
“Januar!! Kemana kepercayaan dirimu dan semangat pantang menyerah yang sangat tangguh itu? Apa kau tak ingat saat engkau bisa mengalahkan saint Leo, yang terpaksa harus menelan ludahnya sendiri akibat kesombongannya sendiri, yang mengaku terkuat diantara kita, para saint? Ataukah saat kita bisa menaklukkan Hades dan para pengikutnya ketika mereka mencoba menyerang kuil milik Apollo, saudara Athena? Dua kejadian itu sangat mirip dengan saat ini, dimana tenaga astral yang kita miliki tinggal sedikit. Tapi, semangatmu terus berkobar. Bahkan, para prajurit selalu membela dan mengikutimu, seperti engkau seorang pemimpin mereka, melebihi Athena!”
“Februarius, maafkan aku karena selama ini membohongimu. Semangat yang terus kuletupkan itu hanyalah sebagai penutup rasa takutku akan kematian. Leo dan Hades sama seperti kita, para manusia yang bisa mati. Tapi Kronos? Ia hidup abadi! Kuserang ia berkali-kali, ia malah semakin menjadi-jadi. Bahkan kini ia berwujud raksasa! Bagaimana kita akan mengalahkannya?!” ocehannya hanya menambahkan rasa maluku, tatkala aku terus mengagumi dia sebagai teman dan sahabat. Sementara Kronos sendiri mengamuk. Tak peduli Demigod, Hobgoblin, ataupun prajurit Athena, ia injak dan hancurkan. Terlihat Aries yang mulai pulih, dibantu Pisces, mencoba menahannya, sembari menyelamatkan Andromeda dan para prajurit yang tersisa.
“Dengarkan aku, Januar. Apa kau tahu Tombak Sanctuary?”
“Tombak Sanctuary? Bukankah itu hanya legenda?”
“Tidak. Athena memang memilikinya. Tombak itu pernah digunakan untuk menaklukkan Titan, saudara Kronos. Aku telah diberitahu oleh Athena bahwa tombak tersebut bisa membunuh Kronos, dengan menusuknya tepat di jantungnya.”
“Tapi, tak mungkin Athena akan kesini dengan membawa tombak tersebut, Februarius.”
Dengan astralku yang tersisa, kukeluarkan tombak tersebut. Tombak yang indah dan besar, seukuran dengan tongkat Zeus dan Poseidon.
“Athena menitipkannya kepadaku, Januar.”
Tombak bermatakan berlian dan bergagangkan perak, yang telah dialiri darah Titan dan doa oleh Athena. Januar terpukau dengan tombak tersebut. Tombak itu pula yang membuat harapannya kembali. harapan untuk menaklukkan Kronos.
“Aku akan menjadi pengalih perhatian. Februarius, kau fokus ke jantung Kronos.”
“Yah, itu baru sahabatku.”
Kami berdua lalu melancarkan serangan. Januar berlari menuju Kronos.
chília bullet trén!” tenaga astral milik Capricorn pun bergejolak, mengeluarkan ribuan bunga api sebesar meteor. Api-api tersebut mengganggu Kronos, yang memakai lengannya untuk menghalau serangan. Disaat yang bersamaan, kupijakkan langkahku ke lutut kanan Kronos, lalu berpindah ke perutnya, sebelum aku berhasil berada di dada sang raksasa. Saat Kronos membuka lengannya, ia terlambat menyadari bahwa aku telah menancapkan tombak tersebut.
“Hooaarrrggggh!!!” raungan sang raksasa menyeruak ketika mata tombak mulai menembus kulitnya. Sekuat tenaga kumasukkan ke dalam raga Kronos. Hingga dapat menusuk tepat di jantungnya. Tatkala daging didalam telah robek, mematahkan tulang rusuknya, dan menancap di jantung, serangan terakhir sang raksasa ia lancarkan secara cepat. Dari mulutnya keluar sinar berwarna merah kehitaman. Terlihat sinar tersebut sangat panas, melebihi cuaca di sekitar gunung berapi saat meletus. Sinar tersebut mengarah ke Pisces dan rombongan.
“Pisces!!! Aries!!! Cepat lari!!” teriakku. Tapi sinar itu dapat mengejar langkah mereka.
“Tidaaaakkk!!!”
Disaat yang bersamaan, aku dan Kronos pun roboh. Sekejap mata kulihat sinar kemerahan itu beradukan dengan nyala api yang membara kuat. Sinar tersebut akhirnya lenyap, bersamaan dengan api tersebut.
“Api itu …. Jangan-jangan ….”
Dengan sisa tenaga yang kupunya, Aku segera bangkit untuk menghampiri Pisces dan rombongan. Kulihat Pisces berusaha memulihkan pengendali api itu. Sedangkan Aries, Andromeda, dan prajurit yang tersisa hanya bisa bersedih. Di saat itu pula, kulihat Armor kuning keemasan berbentuk layaknya wujud Capricorn yang sebenarnya, setengah kambing bertanduk dengan berekor layaknya ikan.
“Januar, mengapa engkau mengorbankan nyawamu sendiri?” aku merasa kecewa tak bisa menyelamatkan salah seorang sahabatku. Aku tak mau lagi kehilangan teman dan sahabat.
“Februarius, tak usah kau bersedih. Ini memang kemauanku. Kau berhasil sobat.” Kata-katanya seolah membuatku hancur. Air mata pun meleleh dari pelupuk mata.
“Februarius, mungkin ini saatnya aku akan gugur sebagai seorang pahlawan. Pisces, tolong hentikan pemulihanmu.”
“Tidak! Kamu harus kuat!”
Sayang, Pisces menghentikan pemulihannya. Ia hanya bisa menggelengkan kepalanya, tak bisa menahan kesedihannya lagi.
“Februarius, ada satu pesan yang ingin kusampaikan kepadamu.”
“Sampaikanlah, Januar.”
“Aku akan menitipkan saudariku, Eirene, untuk menjadi istrimu. Ia sangat mencintaimu, melebih cintanya kepada seorang kakak sepertiku. Aku kakak yang payah.”
“Tidak, Januar. Kamu saint terhebat yang dimiliki Athena.” Itulah kata-kata yang bisa kusampaikan kepadanya, beberapa saat sebelum ajal menjemputnya. Ia pun tersenyum sembari memejamkan mata untuk selamanya. Hujan pun berhenti, disertai kemunculan pelangi yang mengiringi kematiannya.
Setelah Kronos dan pengikutnya dimusnahkan, Athena pun mengadakan prosesi penghormatan dan pemakaman terhadap seluruh prajurit yang tewas.
“Kunyatakan rasa dukaku terhadap salah seorang saint pemberani, Januar, yang dianugerahi kekuatan Capricorn. Dan untuk memperingatinya, hari ini kutetapkan sebagai hari Pelangi Januari.” Ujar Athena. 

Legenda Pelangi Januari

Posted by : Unknown 5 Comments
Tag : ,
Kutatap hening yang menyapa,
Saat terlihat senja memerahkan langit.
Terduduk dalam sepi,
Meski angin mencoba menyentuh raga ini.

Berteduh dibawah pepohonan yang rindang,
Meresapi kenangan yang sempat terukir diantara kita.
Terasa membekas, takkan pernah terlupa.
Meski kini engkau meninggalkanku,
Dari dunia yang sempat menghidupi.

Diam seribu bahasa,
Menyaksikan detik-detik terakhir hidupmu.
Tragis memang, hingga berurai air mataku.
Namun, ini hanyalah seberkas takdir,
Yang membiaskan harapan.

Cinta, satu kata pengikat hati.
Takkan terpisah, kekal abadi.
Kelak aku akan menyusulmu,
Melanjutkan cumbu dan peluk yang dulu hadir.
Mengembangkan lagi candu asmara,
Menumbuhkan hasrat yang membara,
Sembari berpagutan lidah, menikmatinya disana.
Di surga yang membahagiakanmu

Aku Akan Menyusulmu

Posted by : Unknown 2 Comments
Tag : ,
Kemanakah cinta berlabuh,
Tatkala badai dihunjamkan.
Jangkar tak lagi bisa diturunkan,
Memantikkan ombak yang ganas,
Menghantam lambung kapal yang telah lapuk, menua,
Catnya telah usang, kelabu.

Aku hanya bisa menatap kosong,
Menahkodainya sendiri, hampa.
Tak terganggu oleh mereka,

Namun bisa kurasakan,
Pepesan kosong langit, yang menakdirkanku
Untuk tak lagi bersamanya.

Setengah karam, tapi kuberusaha bertahan.
Terpaan topan pun terasa bagaikan luka gores.
Ya, hanya satu yang membuatku terjatuh,
Dan tak bisa bangkit lagi.

Ya, itu ketika engkau menolakku,
Berpaling dengan arjuna lain.
Aku hanya bisa tersenyum.
Senyum getir yang menyakitkan,
Sangat perih, bahkan melebihi hujan es,
Yang mencoba mematikanku.

Aku akan terus disini,
Takkan kubah kemudi,
Arah yang kutuju hanya satu,
Tetap berusaha mencintaimu

#Poetry

Kapal Cinta Yang Usang

Posted by : Unknown 3 Comments
Tag : ,
Langit senja yang indah,
Terpancarkan merahnya di udara.
Bersama dirimu, menyaksikannya bagai beribu warna.
Hening menyepi, menjadi ramai karena senyummu.

Serbuan angin seolah mendinginkan batin.
Saat ia merasakan panasnya asmara,
Terasa menyelinap hingga ubun-ubun.

Sakit memang jika tertahan,
Rasa yang terpendam
Namun terluap bahagia jika terungkap

Gelora cinta kita menghapuskan rasa rindu,
Resah tiada menghampiri sudah.
Bersamamu, selalu merasa damai diriku.
Sunyi kelabu telah tamat, berganti pelangi

Pancaran matamu, pipi putihmu yang merona
Rambut panjangmu yang berkibar, memecah angin
Melihatmu saja membuat bersemangat,
Bagaikan lentera yang menyinari.

Tiada kata hampa
yang menghinggapi,
Jikalau engkau selalu menyertaiku.
Potongan hati yang kini terlengkapi,
Saat jiwamu menyatu denganku.

Engkau hidupkan harapan yang sempat meredup,
Peluk hangatmu menenangkanku dari kalut.
Hanyalah dirimu yang ada di hatiku,
Selalu .......

Hanya Dirimu

Posted by : Unknown 5 Comments
Tag : ,
Terasa hangat,
Saat peluk merayapi raga.
Angin berderai lembut, mengumbar sejuk.
Kulihat engkau senang, meniup mahkota bunga,
Yang kemudian berterbangan,
Merapalkan wujudnya bias.

Berjalan bersama, menyusuri rerumputan.
Tersenyum bersama, bahagia mendiami batin.
Terduduk dibawah rindangnya pepohonan,
Meneduhkan mesra yang membara,
Kala dahaga rindu terpuaskan.

Ciuman yang terumbar, terasa nyaman,
Berpagutan lidah, cumbu yang indah.
Kuresapi hangatnya dia, memberiku nikmat hidup,
Yang tiada terkira selama kuhirup udara.

Riang benar batin ini saat bergejolak,
Hingga tiada terasa matahari bergerak,
Menuju ufuk barat, menampakkan merahnya.
Kita hanya bisa menatapinya.

Sembari kepalamu kau sandarkan ke bahuku,
Manjanya dikau, memegang erat lenganku,
Tersenyum, hingga bibirmu seakan mengangkat pipimu,
Membentuk lesung manis, menambah guratan keindahan

Ya, musim semi kita,
Takkan terasa hampa, selalu ada pelangi.
Berwarna, meski hening menyaksikan kami,
Yang sedang terbalutkan cinta.

Musim Semi Kita

Posted by : Unknown 5 Comments
Tag : ,
Hening pagi menyambutku,
Tatkala kusaksikan hampa menemaniku,
Mengawali hari kelabuku di kota ini.

Tanpamu, kelam mulai menyelimuti.
Engkau tinggalkanku dalam perih menusuk jiwa,
Menyisakanku getir dan khianat,
Yang bersatu padu mengoyak bahagiaku.

Tak sadarkah dikau,
Dengan kepalsuan yang terucap dari bibirmu
Ketika kau mengatakan sumpah setia dahulu?
Tak ingatkah engkau membuaiku
Dengan kasih sayang yang sempat terlintas di lidahmu?

Kini, engkau hanya memberiku harapan kosong
Semuanya palsu! 
Semu tiada guna!
Terasa sakit hati ini, tak tersembuhkan.
Hanya memberiku kecewa tak berujung.

Terpuruklah aku dalam putus asa,
Mesra yang kau umbar hanyalah topeng.
Terpedaya diriku dengan senyummu
Terlalu percaya terhadap janji manismu.
Hingga tak kusadari engkau menggores jiwaku
Dengan kelaknatan yang terencana.

Ingin kubangkit lagi dari rasa sakit ini,
Tapi aku tak lagi bisa.
Sayapku telah patah, hancur dimakan usia.
Rapuh raga dan jiwa, bersama harapan yang hampir sirna
Tertelan perlahan dalam lubang luka yang menganga.

Termenung, terpekur dalam diam.
Hari ini kuhanya bisa terduduk lesu.
Tak bergairah menyambut fajar.
Rasa pahit nan getir merasuki hati,
Layaknya secangkir kopi yang kuteguk


Terasa Sakit Hati Ini

Posted by : Unknown 12 Comments
Tag : ,
Lembayung senja terasa senyap,
Hening mendendangkan iramanya.
Hambar hati beribu terkecap.

Galau semakin memenuhi hasrat ini,
Membuatku tak lagi bergairah,
Ketika cinta hilang tiada kembali.

Kelabu merambah qalbuku.
Batin hancur berkeping
Tatkala engkau tinggalkanku
Dalam khianat yang membisu.

Sepi kini menjadi temanku,
Rindu tiada jemu menghampiri.
Meski telah tersakiti berulang kali,
Namun entah mengapa aku memaafkanmu,

Aku tak bisa berpaling darimu,
Kata cinta telah melekat kuat,
Hingga seakan bagaikan akar 
Yang merambati raga.

"Adinda, mengapa takdir cinta engkau lepaskan?"
"Apakah harta membuatmu buta akan kehadiranku?"
Pertanyaan itu seolah terngiang-ngiang,
Menghantuiku.

Sumpah cinta yang dulu kita ucap, 
Kini hanya tinggal pepesan kosong
Aku hanya bisa diam seribu bahasa,
Menatap kosong sembari mencoba
Tuk mencicipi tenangnya angin yang berderai lembut
Mencoba mendinginkan emosi yang tertahan.

Patah Hati

Posted by : Unknown 12 Comments
Tag : ,

- Copyright © 2013 Spirit and Confidence - Shingeki No Kyojin - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -