Posted by : Unknown


Sore hari,di Lapangan Futsal milik JKT International Senior High School,aku dan beberapa pemain berlatih bersama dibawah asuhan pelatih Roberto di Matteo. Jika dihitung dengan diriku,ada 8 orang yang berlatih. Kami semua sedang latihan untuk mempersiapkan kejuaraan futsal akbar. Kejuaraan ini bernama “Pocari Sweat Jakarta’s Futsal Cup” yang akan diadakan 3 hari lagi. Kejuaraan ini terdiri dari 32 tim yang bertanding berdasarkan sistem knock out,jadi yang kalah langsung tersingkir.
“Semangat,semangat ! kalian semua adalah satu tim,kalian adalah juara !” Ujar Roberto Di Matteo
Hari ini kami berlatih 4 lawan 4. Diriku berposisi sebagai Kiper. Meski kuakui,ku harus lebih sering memanasi bangku cadangan karena skillku kalah bersaing dengan Genzo Wakabayashi,kiper blasteran jepang yang bersekolah disini.
“Ayo teman-teman,kita akan merebut tim utama !” ujarku. Timku yang dibentuk adalah semua pemain cadangan,yakni Wisnu yang berposisi sebagai pemain bertahan dan Fajar sebagai gelandang. Kecuali Shinichi Kudo yang adalah pemain inti,berposisi sebagai Striker. Aku pun melempar jauh bola ke tengah lapangan dan diterima Wisnu. Umpan tiki taka bersama Fajar,sembari melewati 2 pemain sekaligus,yakni Tsubasa Ozora dan Del Piero. Hanya tersisa 1 bek,yakni Hamzah,lalu Shinichi menerima umpan dan menerobos masuk,berhadapan dengan Wakabayashi. Namun sayang,tendangan Kudo berhasil ditangkap.
Lalu jual beli serangan terjadi. Wakabayashi melempar jauh,diterima Tsubasa di daerah pertahanan kami. Meski dicegat dua pemain,Kudo dan Fajar,namun Tsubasa berhasil berkelit,lalu mengumpan kepada Del Piero yang sudah bersiap menendang. Tendangannya berhasil kutepis,namun disambut serangan mematikan oleh Tsubasa,namun wisnu berhasil membuang bola.
Sepak pojok dimulai dari Hamzah,dengan sundulannya Del Piero nyaris membobol gawang. Tapi berhasil kutepis. Namun apa yang terjadi sesudahnya sungguh di luar dugaanku. Jun Misugi sudah di tengah lapangan dan menyambut bola tepisanku dengan drive shotnya,seperti punya Tsubasa. Bola menyusur  deras menuju tanah,melewati  3 pemain timku sekaligus. Namun berhasil kutangkap.
1 jam telah berlalu pertandingan ini. Di saat tim kami lengah,2 gol tercipta. Satu gol berhasil dilesakkan Tsubasa dengan tendangan jarak jauhnya karena bebasnya dia mengeksplorasi daerah pertahanan kami. Gol lainnya diciptakan Jun Misugi melalui free kicknya karena handsball yang dibuat Wisnu. Gol ketiga lahir di menit terakhir karena blunder yang kubuat ketika menepis tendangan Del Piero. Skor pun berakhir menyesakkan,0-3.
“Latihan hari ini cukup. Besok akan saya umumkan siapa saja yang akan memasuki tim utama.” Ujar Roberto Di Matteo. “Istirahatlah dengan cukup dan persiapkan stamina dan mental untuk besok.” Hari telah sore,sebentar akan tampak kemerahan sang matahari. Aku pun dijemput oleh Nabilah,Sonya,dan Haruka Nakagawa. Haruka adalah pacarku,dia jauh-jauh datang dari jepang untuk mendukungku hehehe (kenalannya di situs jejaring sosial Facebok,meskipun sebenarnya ia adalah teman kakakku. Dulu ia sempat mengikuti pertukaran pelajar ke Indonesia selama 1 tahun). Sedang Nabilah adalah sahabatku dan Sonya adalah kakak tertua di keluargaku. “Hey dek vicio,gimana latihannya??” Tanya kak sonya “Buruk nih. Seperti biasa kalah bersaing” ucapku pendek. “Kamu sih keseringan main game online,bukannya latihan “ omel nabilah . “haha,gak juga kok nabilah. Tiap hari latihan kok.” Ujarku sembari mencubit pipi nabilah. “Ih sakit tahu kak vicio.” Rintih nabilah yang pipinya memerah.
Lalu kusadari ada haruka,pacarku. Lalu kumenatapnya “Konbanwa (selamat malam),vicio-san” sapa haruka dengan ramah. “Konbanwa,haruka-chan. O genki desuka (apa kabar) ?” “Hai,genki desu (baik-baik saja). Ganbatte (semangat) Vicio-kun” ucap haruka dengan semangat dan nada khasnya.
“Eh,dek Vicio. Aku sama Nabilah mau shopping dulu. Selamat berkencan ya dengan haruka. Atau ajak dia istirahat di rumah kita. Kasian tuh wajahnya haruka keliatan kecapekkan.” Ujar Sonya. Sonya dan Nabilah pergi berlalu meninggalkanku berdua dengan Haruka.
Hari telah malam,lampu-lampu kota menghiasi trotoar. Menerangi rembulan yang redup. Aku berjalan memegangi tangan haruka. “Kamu lapar gak,haruka? Kalau kamu lapar,mending kita makan di resto terdekat dulu.” Ucapku dengan pelan. “Iya aku lapar. Hmmm gimana kalau kita makan di restoran Jepang? Aku ingin makan sushi.” Kata Haruka dengan suara khasnya yang periang. Lalu kami pergi ke restoran Jepang terdekat. Setelah memesan Sushi,kami makan malam dengan lahapnya. Ditemani alunan musik jepang yang merdu. Terkadang,aku menyuapi haruka,begitu pula sebaliknya. “Vicio-kun,kamu tidak bisa memakai sumpit ya? Kok kamu nyuapin aku dengan sendok?” “eehh,i... iya” malu aku dibuat oleh haruka. “Sini aku ajarin menggunakan sumpit ya.” Lalu ia memegangi tanganku,mengajari aku tuk menggunakan sumpit. Hati ini sempat berdetak cepat,benar-benar peristiwa yang tak terlupa bagiku.
Waktu menunjukkan pukul 21.00. Setelah membayar,aku berdua haruka kembali berjalan kaki. Namun,belum 500 meter berjalan,tiba-tiba Haruka terjatuh kelelahan. “Vicio-kun,kakiku sakit. Kram rasanya.” “Haruka !” lalu aku memapah dia tuk mencari bangku. Setelah ada bangku kosong,aku merebahkan kaki haruka di atas pahaku. Sembari ku memijat kakinya. “Bagaimana haruka-chan? Apa kamu masih bisa berjalan?” “Rasanya gak bisa. Masih sakit kaki ini” Isak Haruka menahan sakit,nyeri pada kakinya. Kulihat otot betisnya dan telapak kakinya sedikit membengkak. “Hmmm,aku akan menggendongmu saja kalau gitu.” “Tapi vicio-kun,apa kamu tidak lelah? Jarak rumah dari sini kan lumayan jauh.” “Tidak apa-apa,ini masih dekat kok. Aku rela demi dirimu,haruka-chan. Daripada kamu tambah sakit kakinya.” Lalu ku gendong Haruka dengan membawanya seperti tas punggung. Tangannya memegang pundakku erat.
Waktu di rumah menunjukkan pukul 22.00 ketika aku sampai rumah. Aku pun disambut Nabilah dan Sonya dengan ramah “Konbanwa kak vicio” Ucap Nabilah dengan cemprengnya. “Loh Haruka kenapa? Sampai kamu gendong segala?” Tanya Kak Sonya dengan heran. “Ia tadi aku ajak jalan kaki menuju rumah sembari menikmati udara malam. Tapi,sayangnya kaki Haruka keseleo. Jadinya kugendong.” Ujarku santai meski peluh membasahi bajuku. “Huh,kak vicio bodoh,kan ada taksi atau angkutan umum.” Ejek Nabilah. “Dek biyah,kalau malam-malam gini mana ada yang lewat. Palingan yang lewat macam kuntilanak,pocong,genderuwo. Kamu mau diculik mereka?” Balasku . “Duh aku takut,jangan ngomongin hantu dong. Ini pas malam jum’at Kliwon tahu” Wajah Nabilah langsung pucat pasi dan sembunyi di balik punggung kak Sonya. “Sebentar yah Haruka,aku ambilkan air hangat dan obat anti nyeri dan keseleo dulu” Ujar kak Sonya yang dengan cekatan menuju dapur dan kotak P3K. “Hai (ya)” Ujar Haruka dengan lemas karena lelah kuajak jalan.

Segera,Kak Sonya telah membawa sebaskom air hangat. Ia lalu memijat kaki Haruka dan mengolesi obat anti nyeri dan keseleo. Kuliat tuh nama obat itu KonterPein. Itu obat paling panas yang pernah kurasa bila mengalami kram saat futsal dulu,tapi paling ampuh. “Kyaaa . Sakit dan panas. “ Ringis Haruka. “Maaf,Haruka. Tapi nanti sembuh kok.” Ucap Kak Sonya. Lalu kak Sonya merendam kaki Haruka. “Kamu ini,dek vicio. Tahu gitu kamu telpon aku tadi.” Jengkel kak Sonya. “Yah kak,tapi aku gak mau ngerepotin kakak. Lagian mana tahu aku kalau bakal terjadi seperti ini.”  “Lain kali,bawa tuh mobil yang ada di garasi kalau mau ajak haruka.” Tegur Sonya. “Iya kak” ucapku pelan sambil tundukkan kepala. “Entar kamu istirahatkan Haruka di kamarmu dulu ya.” Ucap Kak Sonya
Setelah 30 menit,Kubawa dan kupapah Haruka menuju kamarku yang ada di lantai 2. Kamarku bisa dibilang kecil,dan berantakan seperti kapal pecah. “Maaf ya haruka-chan atas kejadian tadi” Tidak apa-apa,vicio kun”. Lalu kubaringkan Haruka di kasurku. “Oyasuminasai haruka-chan. Have nice and sweet dream.” “Oyasuminasai juga Vicio-kun”
Selang beberapa lama,haruka tertidur dengan lelap. Kubelai sebentar rambutnya yang pendek,tapi hitam mulus. Kucium pipinya dengan mesra. Setelah kulakukan itu,kutanggalkan semua pakaian ku tadi,dan kuganti dengan pijama kesukaanku. Piyama elegan berwarna Merah-Kuning Keemasan yang bermotif api. Lalu kurebahkan ragaku disamping haruka. Lalu kupeluk pelan Tubuh Haruka yang molek hingga ku akhirnya bisa pulas tertidur.

{ 11 komentar... read them below or Comment }

  1. panjang bnr cerpen x gan, ada yg panjang lgi gk hahahaha
    tapi cerpen x bagus n menarik lanjuuuuttt

    BalasHapus
  2. kpn'y aq jdi juara hahahah. klu gk juara 1'y setidaknya juara 100 gkgkggk.
    smpek pegel mulut aq bacanya heheh..?

    BalasHapus
  3. Pertamax gan, tumben gak bikin puisi lagi, hehe.
    Tapi cerpennya juga keren kok :D

    BalasHapus
  4. Wah, gajadi pertamax denk, hehe. Modem lagi lemot :(

    BalasHapus
  5. Terus Berkarya Ditunggu Part Two Terbit

    BalasHapus
  6. Panjang tapi udh trlanjur kebaca....

    BalasHapus
  7. Panjang pi dah terlanjur kebaca semuanya asyik bgt..

    BalasHapus

Satu komentar anda sangat berarti bagi kelangsungan blog ini. Semoga mengena ya dengan puisinya

- Copyright © 2013 Spirit and Confidence - Shingeki No Kyojin - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -