Posted by : Unknown

Ingin rasanya tuk terus berdua denganmu

Ingin mengakrabi dua raga insan manusia
Yang terhalangkan oleh garis takdir
Meski bulir cinta telah tumbuh bersemi
Hingga ku siap tuk memanennya
Namun guratan nasib harus mematikannya

Hidupku hanya tuk menafsirkan cintamu
Tapi sayang cintaku bertepuk sebelah tangan
Seakan menyesal tetap memendam rasa ini
Membayangkan melupakanmu saja ku tak mampu
Terus terbayang cantik dan manisnya dirimu

Hanya kupendam dan kumampatkan rasa ini
Mengubur cinta ini dalam relung bumi berkalang tanah
Hanya bisa melihatmu dalam pelupuk mata
Bayangan yang serasa nampak
Namun terhalang oleh mata-mata gerimis 

Sunyi sudah saat ini
Terkadang ku hanya termenung
Merenungi goretan kejam takdir
Terkadang ku menggalau
Menuliskan kenangan kita
Dalam romantisme kata

Tiap malam hanya kugoreskan tinta
Berlembar kertas tlah terpenuhi ribuan kata
Sedikit sekali kenangan manis kita
Namun tetap bisa menjadi pelipur lara
Dan ciptakan imajinasi mimpi
Dalam secarik puisi
Hanya dirimu yang bisa jadikanku
Inspirasi di saat pahit

{ 13 komentar... read them below or Comment }

  1. Bila hati terpanah asmara, Si Bisu mampu berpujangga

    BalasHapus
  2. bagus.. :)

    patut di contoh gaya puisinya...

    BalasHapus
  3. Wah jadi semangat neh melihat puisi sobat di malming heheheheh

    BalasHapus
  4. Mohamad Ogi Pratama Putra29 September 2012 pukul 21.05

    Puitis benar gan kren n top dehhh

    BalasHapus
  5. malam minggu melihat puisi cinta penuh dengan arti dan makna :)

    BalasHapus
  6. lagi kangen seseorang yah sob...keren puisinya..ngena banget..

    BalasHapus
  7. wahhh... puisi diatas keren sekali kawan.
    membangjitkan semangat di hari minggu..

    BalasHapus
  8. bagus puisi2 nya
    follow katakata-kata.blogspot.com dong, aku juga suka nulis puisi di situ, hehe

    BalasHapus

Satu komentar anda sangat berarti bagi kelangsungan blog ini. Semoga mengena ya dengan puisinya

- Copyright © 2013 Spirit and Confidence - Shingeki No Kyojin - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -