[DOHA] Final Piala Asia antara Jepang versus Australia pada Sabtu (29/1) besok tidak hanya pertarungan dua tim itu, tetapi juga pertarungan pelatih kedua tim yaitu Alberto Zaccheroni (pelatih Jepang) dan Holger Osieck (pelatih Australia).
Lebih dari itu, pertarung itu adalah partarugan dua kekuatan sepak bola Eropa yaitu Italia (negara asal Zaccheroni) dan Jerman (negara asal Holger Osieck). Keduanya direkrut oleh tim nasional kedua negara seusai putaran final Piala Dunia Afrika Selatan 2010.
Baik Zaccheroni maupun Osieck adalah dua pelatih berpengalaman. Zaccheroni (57 tahun) adalah pelatih yang sudah malang melintang di tim-tim papan atas Liga Seri A Italia. Dia pernah melatih AC Milan, Inter Milan, Lazio, Juventus. Tetapi prestasi internasionalnya belum teruji.
Maklum, Zaccheroni belum pernah menukangi sebuah tim nasional, sehingga reputasi internasionalnya masih diragukan. Apalagi setelah sukses menjuarai Liga Seri A Italia bersama AC Milan pada 1999, Zac tidak pernah lagi meraih kesuksesan bersama klub yang ditukanginya.
Itu sebabnya, kontraknya bersama Samurai Biru atau Blue Samurai hanya berdurasi dua tahun. Tetapi kontrak itu bisa diperpanjang dua tahun lagi hingga Piala Dunia 2014. Karena itu, Piala Asia ini adalah ujian bagi pelatih asal Italia itu.
Tetapi keraguan terhadap kemampuannya sedikit demi sedikit mulai terkikis. Mereka menjungkalkan tuan rumah Qatar 3-2 di perempat final Piala Asia. Lebih membanggakan lagi mereka bisa mengalahkan musuh bebuyutan mereka dalam kancah sepakbola Asia, Korea Selatan, di semifinal melalui adu tendangan penalti.
“Saya sudah bilang kepada tim nasional Jepang bahwa kita harus bermain dengan berani dan berimbang. Itulah konsepnya,” ujarnya selama terunamen Piala Asia ini berlangsung. Pengganti Takeshi Okada itu melanjutkan, “Tidak masalah siapa pun lawan Anda, kita perlu memiliki keberanian untuk memainkan sepak bola ala Jepang.”